Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pengembangan Kurikulum


PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 

BAB I
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Masyarakat suatu kumpulan para individu yang menyatakan diri mereka menjadi satu kelompok sosial,satu kelompok individu tidak cukup dikatakan sebagai satu masyarakat. Kumpulan indiavidu yang terdiri dari anggota masyarakat harus mempunyai suatu persamaan yang membuat mereka berbeda dengan kumpulan individu lainnya.sesuatu yang membuat mereka menjadi satu kelompok, dantidak menjadi kelompok yang lain disebut kebudayaan.
Kebudayaan adalah semacam pemersatu social,”social Cement”pemersatu social dapat berupa kekayaan sosial termasuk ilmu pengetahuan,kepercayaan adat istiadat keterampilan,nilai nilai,sikap, tingkah laku serta cara berpikir kelompok social yang diperoleh kelompok masyarakat itu.( Stone Dan Schnaider,1971,Hal 2–3. .Zais,1976 Hal  157 )

Seseorang yang hidup terpisah dari kumpulannya tidak akan memiliki kebudayaan karena dia tidak berkomunikasi orang lain, dan tidak memiliki ilmu pengetahuan atau nilai nilai masyarakat, dia akan menyelesaikan masalah yang dihadapinyadari pengalamannya sendiri tanpa mengambil pengalaman dari generasi sebelumnya.oleh sebab itu dengan masyarakat seseorang dapat mempelajari kekayaan sosial dan budayanya dengan kekayaan ini masyarakat menjadi manusia
Kebudayaan dan masyarakat dua hal yang berbeda ,tanpa kebudayaan tidak ada masyarakat,dan tanpa masyarakat tidak ada kebudayaan ( smith, Stanley, dan Shores, 1957, hal 4 ).
Kebudayaan antara satu kelompok dengan kebudayaan kelompok lainnya berbeda  beda seperti kepercayaan, adat istiadat, cita cita, filsapat, dan cara hidup lainnyayang selalu berkembang sepanjang zaman.
Biasanya masyarakat bangga dengan nilai kebudayaannya ,oleh karena itu wajar, mereka menginginkan anak cucu mereka mewarisi nilai nilai kebudayaan dengan mendidikan badan badan sosial, mesjid, madrasah,sekolah dan lainnya
Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan menetapkan tata cara hidup yang diakui dan diterima serta dibanggakan anggota masyarakat
Fakta kebudayaan yang terlihat hanya kelihatan bagian atasnya saja sedangkan aspaek aspek kehidupan yang tersembunyi  dibawah pakta pakta yang kelihatan, aspek kebudayaan yang tersembunyi disebut psikologi masyarakat.
Psikologi masyarakat ini mencangkup antar hubungan dan saling kait antara ide ide, cita cita,aspirasi kepercayaan,nilai nilai, asumsi, Filsapat hidup,cara berpikir, baik yang dimilik masyarakat secara kesatuan maupun yang dimiliki secara kelompok masyarakat

BAB II
KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR KEBUDAYAAN.

Kebudayaan mencangkup rentang fenomena manusia yang amat besar,seperti ciptaan norma kehidupan, kepercayaan, tradisi-tradisi, loyalitas, terhadap suatu standard, tingkah laku, moral, metode control diri dan harapan-harapan (Taba, 1962, hal. 48).keteraturan tingkah laku dan harapan, yaitu seperangkat keyakinan dan keterampilan-keterampilan yang tidak dibawa secara genetik oleh individu, tetapi sesuatu yang dipelajari melalui pergaulan dan hidup bersama anggota masyarakat (Stone dan Schoreider, 1971, hal.4)
Hanya pada masyarakat primitive ada satu kebudayaan homogeny yang elemen elemennya antara lain harapan,cirri cirri, tingkah laku, kesetiaan, nilai nilai.sedangkan pada kebudayaan modern butir butir kebudayaan yang sama sangat sedikit.jika dibandingkan dengan kesamaan yang terdapat pada subkultur masyarakat.
Salah satu struktur kebudayaan yang sederhana dan gayut dengan kajian tentang kurikulum dikemukakan oleh Ralph Linton, (dalam Zais 1976, hal 158 – 160)
Menurut linton semua kebudayaan dibagi dalam tiga elemen penting :
1.      Universal
2.      Khusus
3.      Alternatif
1.      Universal.
Ialah semua nilai nilai kepercayaan, adat istiadat yang dianut semua anggota masya rakat dewasa. Umpamanya yang berkaitan dengan bahasa, makanan,agama
Orang berbicara sedaerah

dengan bahasa daerahnya masing masing. Dan berbicara resmi dengan bahasa Indonesia.
2.      Khusus
Aspek kebudayaan khusus mencangkup elemen kebudayaan ysang terdapat pada sub grup masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan kerja anggota masyarakat. Umpanya tinglkah laku tertentu yang diperlihatkan orang yang berprofesi, dokter, guru, petani, pedagang.
Klasipikasi aspek kebudayaan yang khusus ini dapat juga berkaitan dengan  tingkat kelas sosial,jenis kelamin, umur dan lain lain.
3.      Alternatif.
Budaya alternatif yaitu aspek aspek kepercayaan, tingkah laku atau tindak tanduk
Yang berlainan atau bertentangan dengan norma norma umum berlaku dimasyarakat,elemen kebudayaan alternatif  mempunyai persamaan dengan elemen khusus karena elemen itu berbeda dengan yang universal.
Elemen altenatif menawarkan kepada para anggotanya suatu pilihan baru yang bias disebut suatu moralitas baru.

BAB III
ELEMEN KEBUDAYAAN DAN KURIKULUM

Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk mengarahkan anak didik agar menjadi orang yang tanpa kurikulum orang yang diinginkan.
Penyusundan pengembang kurikulum harus memahami benar elemen kebudayaan universal dan khusus dalam kaitannya dengan elemen kebudayaan alternative. Gambran diatas berbeda dengan praktek kurikulum yang umum berlaku sekarang, para penyusun dan pelaksana kurikulum ingin mempertahankan status qua dengan jalan transper asfek – asfek kebudayaan yang universal tanpa ingin melihat mamfaat  elemen kebudayaan alternatif.
Elmen kebudayaan universal cendrung melalui proses indoktrinasi,bukan melalui proses pendidikan, proses indoktrinasi kemungkinan untuk melihat dan meninjau elemen kebudayaan alternative dihalangi kalu tidak dilarang sama sekali.
Proses pendidikan sangat menyokong kurikulum yang berorientasi pada usaha yang menunjang kajian, iluminasi,serta evaluasi elemen elemen kebudayaan universal dan khusus.
Tujuan utama kurikulum melalui proses indoktrinasi adalah mempertahankan status qua kebudayaan universal atau elemen khusus.
Kritik elemen kebudayaan alternative bukan suatu hal yang mudah karena suburnya kecenderungan para orang tua untuk mempertahankan elemen universal dan enggan melihat kebudayaan alternatif.

BAB IV
KEBUDAYAAN, NILAI DAN KEPRIBADIAN

Kebudayaan menentukan tata cara hidup dan tingkah laku warga masyarakat .tata cara hidup dan tingkah laku merupakan suatu tata cara hidup lebih dapat diterima dengan baik dari tata cara hidup yang lain.
Biasanya kurikulum disusun dan dikembangkan agar nilai – nilai yang dianut itu dapat dilaksanakan anak – anak walaupun selalu saja terdapat kesenjangan antara apa yang \dinilai dengan apa yang dilakukan.
Implikasi pernyataan adalah pendidikan dimana saja berfungsi untuk membentuk kepribadian tiap anggota masyarakatnya menjadi tipe kepribadian yang ideal yaitu seseorang terefleksi nilai nilai, karekteristik, sikap, tingkah lakuyang sesuai dengan ketentuan kebudayaannya.
Ahli antropologi menekankan peranan proses sosiolisasi dalam pembentukan kepribadian agar aspek aspek yang diinginkan terbentuk pada watak anak – anak.
Ada 2 aspek kepribadian :
1.      Kepribadian individual
2.      Kepribadian yang standar.
Dari dua aspek inilah timbulnya yang dikatakan kenakalan remaja,Delinguent personality yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku universal yang berlaku pada suatu masyarakat tertentu.
Pada masyarakat yang homogen terdapat persamaan antara tingkah laku dan kepribadian dengan kebudayaan.
Kebudayaan menetapkan kode etik nilai – nilai atau tingkah laku yang standard. Kode etik kepribadian ini mengontrol tingkah laku para anggota masyarakat nya. Tetapi pada masyarakat yang lebih besar yang lebih besar dan lebih kompleks, cendrung timbul kepribadian yang lebih bervariasi, dan malahan bias timbul kepribadian baru.berbeda dengan kepribadian generasi sebelumnya ( Taba, 1962 hal 51 ).
Dari konsep dan uraian diatas peran dan pungsi pendidikan sebagai usaha sadar untuk mentransmisi kebudayaan kepada anak didik masih sangat penting pada saat ini mengingat sangat banyak ragam  kebudayaan khusus antara yang alternatif
Serta sangat bervariasinya kepribadian standar yang hidup dalam suatu masyarakat yang besar dan kompleks.
Menurut Klineberg ( Dalam Zais,1976,hal 171 – 172 ) mengenai persepsi manusia
Antara lain, diperoleh temuan bahwa :
1.      Kita memandang sesuatu terpengaruh oleh latihan latihan yang kita peroleh dari pengalaman kita terdahulu.
2.      Kita melihat sesuatu menurut keinginan atau harapan kita.
3.      Kita memandang sesuatu dipengruhi oleh orang – orang lain.
Urain diatas memberi indikasi bahwa manusia bertindak atau bersikap atas pengaruh kebudayaan  yang biasanya tidak disadarinya.
Oleh karena itu kita bertambah yakin bahwa tanpa pengahayatan mendalam tentang kebudayaan, kurikulum sekolah  yang disusun dan diimplementasikan tidak akan lebih dari sekedar, usaha indoktrinasi kebudayaan.
Kalau ini yang terjadi orientasi kurikulum diarahkan pada usaha mempertahankan status quo kebudayaan universal dan mengabai nilai nilai kebudayaan alternatif.
Yang lebih patal lagi kurikulum menjadi stempel kultur itu,akan membuat masya     rakat statis, tidak akan pernah maju dan malahan akan menolak kebudayaan lain yang barang kali lebih baik dari kebudayaan sendiri.apalagi keadaan itu berkembang menjadi penolakan terhadap kebudayaan asing yang menimbulkan nasionalisme caufinistik. Untuk menhindari ini perlu pemahaman  dan analisis hakekat kebudayaan sendiridan kebudayaan lain.    

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar