Profil Guru yang bergelar Doktor
Sabtu, 09 Feb 2013 09:31 WIB | 601 views
Guru adalah salah satu sosok pahlawan
tanpa tanda jasa. Hanya saja, sangat jarang sekali orang mau mengambil
profesi menjadi guru dengan berbagai alasan. Akibatnya terkadang di
kalangan profesi, guru dipandang sebelah mata. Padahal di baliknya
tersimpan peran dan jasa yang besar untuk mendidik anak-anak bangsa.
Para guru pun kadang juga enggan bersekolah tinggi-tinggi dengan
berbagai alasan pribadinya. Tidak demikian halnya dengan guru bernama
Sumarso yang terus menimba ilmu hingga gelar Doktor.
Sumarso
menjalani profesinya sebagai Guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA
Negeri 1 Asembagus, Situbondo. Ia meraih gelar Doktor Psikologi Islam
dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Penelitian disertasinya
pun masih terkait dengan profesinya sebagai guru BK yaitu "Pola
Kehidupan Keluarga Cerai dan Dampak Psikologis terhadap Siswa".
Sumarso
memang sengaja meneliti dampak perceraian orang tua terhadap
perkembangan studi anak. Ia melakukan penelitian langsung di SMA Negeri 1
Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Dari 20 siswa yang berasal dari
keluarga cerai, hanya tiga siswa yang lulus masuk di perguruan tinggi
negeri, seperti Universitas Negeri Jember (Unej), Universitas Gadjah
Mada (UGM) Yogyakarta, dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Untuk
menghindari perceraian, Sumarso merekomendasikan beberapa hal, antara
lain setiap keluarga harus dapat menciptakan rasa saling mencintai,
menghargai, menghormati, dan mempercayai. Orangtua juga harus menjalin
kedekatan dengan sang anak melalui pola asuh yang tepat dan sesuai
dengan perkembangan mereka. Semuanya juga harus berupaya untuk saling
menghindari sikap-sikap tidak simpatik, tidak bertanggungjawab,
perseteruan, sering marah, dan melakukan selingkuh.
Semoga apa yang telah dilakukan oleh Sumarso ini dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar