BAHAN AJAR
Model
pengembangan merupakan berbagai macam model yang dipergunakan untuk
mengembangkan produk-produk pendidikan. Untuk menghasilkan produk yang baik
maka perlu diadakan penelitian pengembangn. Penelitian pengembangan merupakan
suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk
pendidikan (Bord dan Gall, 2003 : 772).
Desain
dan pengembangan sebuah proyek dilakukan dalam empat fase yaitu fase analisis
(analysis), fase perancangan/desain (design), fase pengembangan (development),
dan fase evaluasi (evaluation) (Richey dan Klein, 2007 : 8). Sebelum melakukan
perancangan, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk mengetahui kebutuhan
siswa dan menentukan tujuan. Hasil analisis menjadi pertimbangan untuk
menentukan tujuan dari sebuah pengembangan. Temuan-temuan dalam tahap analisis
ini dituangkan kedalam rancangan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang
telah diterapkan. Rancangan tersebut kemudian dikembangkan kedalam bentuk fisik
dan kemudian dilakukan evaluasi utnuk menilai apakah produk yng dikembangkan
telah sesuai dengan kebutuhan.
Lee
dan Owens (2004) menguraikan bahwa pengembangn media terdiri dari empat tahap,
yaitu tahap analisis (analysis),
tahap desain (design), tahap pengembangan
(development), dan tahap penilaian (evaluation).
1) Tahap analisis (analysis)
Tahap
ini terdiri dari dua langkah yaitu: analisis kebutuhan (needs assessment) dan analisis ujung depan (front end analysis). Analisis kebutuhan adalah proses sistematis dari
penetapan tujuan-tujuan, identifikasi masalah, dan penetuan prioritas tindakan.
Langkah-langkah analisis kebutuhan:
(a)
Menentukan kondisi saat ini, yaitu: (1)
mengindentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, (2)
mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan wilayah
pekerjaan, yang digunakan untuk memilih orang-orang yang akan melaksanakan
tugas, (3) mencari penyebab masalah, (4) mencatat factor-faktor yang
mempengaruhi, (5) review hasil dan menetukan area kebutuhan, (6) mengumpulkan
data dari siswa, (7) mereview semua hasil dan identifikasi area kebutuhan.
(b)
Mendefinisikan pekerjaan, yaitu
mendefinisikan situasi ideal yang ingin dicapai dan bandingkan dengan keadaan
saat ini.
(c)
Mengurutkan tujuan-tujuan berdasarkan
keperluan
(d)
Identifikasi kesenjangan antara situasi
ideal denagn keadaan yang ada
(e)
Menentukan area positif
(f)
Menentukan prioritas pekerjaan
Analisis
ujung-depan (front-end analysis)
terdiri dari:
(a)
Analisis audiens, yaitu mengidentifikasi
latar belakang siswa, karakteristik belajar, dan keterampilan prasyarat.
(b)
Analisis teknologi, yaitu
mengidentifikasi teknologi yang telah ada, seperti: teknologi komunikasi,
dukungan referensi, teknologi untuk tes dan penilaian, teknologi distribusi,
dan analisa ketersediaan para ahli.
(c)
Analisis tugas, yaitu mendeskripsikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan sebagai hasil dari latihan atau dukungan penampilan.
(d)
Analisis insiden-kritis, yaitu
menentukan keterampilan-keterampilan atau pengetahuan-pengetahuan yang harus
ditargetkan sebagai hasil intervensi multimedia atu pembelajaran.
(e)
Analisis situasional, yaitu
mengidentifikasi lingkungan atau organisasi yang mungkin berpengaruh terhadap
tujuan dan desain multimedia.
(f)
Analisis tujuan, yaitu menentukan
domain-domain yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Domain
kognitif yang akan dicapai diklasifikasi berdasrkan Taksonomi Bloom yang
direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001 : 303), yaitu: (1) mengingat (CI):
mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi,
menemukan kembali dsb, (2) memahami (C2): menafsirkan, meringkas,
mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan dsb, (3) menerapkan
(C3): melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekkan,
memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb, (4) menganalisis
(C4): menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah
struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan,
menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb, (5) mengevaluasi (C5):
menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan,
menyalahkan, dsb, dan (6) berkreasi (C6): merancang, membangun, merencanakan,
memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah,
mengubah, dsb.
(g)
Analisis media, yaitu memilih strategi
penggunaan media yang tepat.
(h)
Analisi extant-data, yaitu
mengidentifikasi bahan ajar yang telah ada, buku petunjuk, referensi, dan
silabus. Selain itu juga menentukan apakah akan membuat bahan ajar yang telah
ada atau membeli produk jadi.
(i)
Analisis keuntungan dan biaya, yaitu
mengidentifikasi biaya dan keuntungan, dan untung rugi
2)
Tahap
Desain (design)
Tahap ini akan
menghasilkan spesifikasi desain produk. Tahap desain terdiri dari lima kegiatan
utama, yaitu:
(a)
Pembuatan jadwal, terdiri dari tiga
kegiatan utama yaitu: dokumentasi informasi proyek secara umum, membuat daftar
pelaksanaan, dan menjadwalkan kegiatan proyek
(b)
Penentuan tim proyek, terdiri dari tiga
kegiatan utama yaitu: membuat daftar tugas dari setiap anggota tim, membuat
daftar tugas pada tiap tahap pengembangan, menetukan peran dan tanggung jawab
anggota tim.
(c)
Penentuan spesifikasi media, terdiri
dari: mendefinisikan tampilan dan”feel” dari tema, mendefinisikan interface dan
fungsionalitas, mendefinisikan standar interaksi dan umpan balik,
mendefinisikan penggunaan audio dan video, mendefinisikan standar teks,
mempersiapkan standar desain grafis, dan menentukan efek special dan animasi.
(d)
Pembuatan struktur materi (content),
terdiri dari 16 prinsip, yaitu: (1) Review terhadap pembelajarabn sebelumnya
atau materi yang relevan; (2) Pengantar materi dan tujuan pembelajaran; (3)
Konten verbal harus efektif, jelas, menggunakan bahasa baku, dan disusun dengan
segmen yang logis; (4) Menggunakan contoh-contoh dan demonstrasi; (5)
Memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut; (6) Materi pembelajaran harus
sesuai dengan kontekstual dan sesuai dengan karakteristik siswa; (7) Menyesuaikan
kecepatan belajar siswa dan kerumitan materi; (8) Menggunakan transisi yang
halus; (9) Menggunakan petunjuk dan tugas yang jelas; (10) Menggunakan standar
pencapaian hasil belajar yang tepat dan memotivasi siswa; (11) Melakukan
pengawasan dan pemeriksaan terhadap pekerjaan siswa; (12) Soal-soal yang
relevan; (13) Berikan feedback terhadap hasil kerja siswa; (14) Penanganan yang
tepat terhadap feedback; (15) Materi harus memotivasi siswa; dan (16) Materi
harus berhubungan dengan dunia nyata.
(e)
Perencanaan control konfigurasi dan
review, terdiri dari tanggung jawab pembuat produk untuk membrikan label yang
lengkap dan benar terhadap rancangan produk yang akan diujikan kepada ahli
untuk direview, mencatat perbaikan (revisi), menyiapkan lembar penilaian, dsb.
3)
Tahap
pengembangan
Tahap
ini adalah proses penerjemahan spesifikasi produk yang telah dihasilkan dari
tahap desain ke dalam wujud fisik yaitu LKS berbantuan audio visual. Proses
pengembangan LKS terdiri dari : (a) Menentukan jenis produk dan platform; (b)
Memasang komponen-komponen; (c) Melakukan review; dan (d) Melakukan penyajian
yaitu penggunaan media di dalam pembelajaran.
4)
Tahap
evaluasi
Prosedur pelaksanaan
evaluasi terdiri dari dua langkah, yaitu:
a)
Pendahuluan, yaitu untuk menentukan
dasar pemikiran perlunya dilakukan evaluasi dan komponen-komponen yang perlu
dievaluasi.
b)
Menentukan persyaratan evaluasi,
dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: bagaimana
mengimplementasikan strategi evaluasi, alat ukur yang digunakan, bagaimana cara
mengukurnya, bagaimana memvalidasi data, bagaimana mengumpulkan, menganalisis
dan menggunakan, serta menetukan system yang akan digunakan untuk analisis
data.
Proses
evaluasi terbagi menjadi empat level yaitu:
(1)
Level 1 untuk mengetahui reaksi pengguna
(user) terhadap produk. Untuk mengtahui reaksi user terhada produk dilakukan
dengan survey. Survey dapat dilakukan secara online, lembar kertas, atau form
yang dapat discan.
(2)
Level 2 untuk mengetahui aspek
pengetahuan. Untuk mengetahui aspek pengetahuan digunakan dengan tes.
(3)
Level 3 untuk mengetahui aspek
performance. Pengukuran performance menggunakan metode studi observasi.
(4)
Level 4 untuk mengetahui dampak
(efektivitas) dari penggunaan produk. Pengukuran efektivitas produk menggunakan
metode eksperimen.
0 komentar:
Posting Komentar