1. “Sebagai Ibu rumah tangga, janganlah pernah katakan: Saya hanya
mengurus suami dan anak-anak. Tidak ada pekerjaan yang lebih mulia di
muka bumi ini daripada memelihara, menumbuhkan, dan membesarkan keluarga
yang baik. Saya sangat bersyukur bahwa Ibunda saya, Sitti Marwiyah
memimpin langsung pemeliharaan dan perawatan pertumbuhan saya dan
adik-adik, sampai akhir hayat beliau. Ibu, damailah bersama Tuhan.”
2. “Seorang sahabat, Pak Candra Arif menulis pesan: Pak Mario, betul
ya Orang yang sukses adalah karena dia punya banyak CARA, sedang orang
yang gagal adalah karena dia punya banyak ALASAN. Cantik sekali! Saya
tidak bisa menuliskannya dengan lebih baik. Siapa pun yang masih
mengatakan: khan susah?, dan tidak segera bertindak setelah mendengar
nasehat baik, adalah MASTER OF ALASAN.”
3. “Seorang sahabat Ibu Linna di bulan Ramadhan ini mencoba berjualan
kue-kue kering dalam box, untuk menambah pendapatan keluarga agar suami
tercintanya tidak harus bekerja jauh di luar kota. Di hari ke 22 ini,
beliau sudah menjual hampir 1,000 set boxes, dan tadi pagi dia berujar
syukur, Memang benar, jika kita bekerja ikhlas untuk kebaikan keluarga,
Tuhan selalu memudahkan dan menunjukkan jalan.”
4. “Dampak dari sebuah nasehat baik bagi seseorang, sangat ditentukan
oleh keikhlasannya untuk segera menggunakannya dalam tindakan yang
memperbaiki kehidupan. Orang yang hidupnya tidak mudah, sering hanya mau
mengerjakan yang mudah-mudah saja. Padahal, tingkat kehidupan
ditentukan oleh kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan kesulitan.
Inginkan yang mudah, tapi pastikan Anda mampu untuk yang sulit. “
5. “Wahai jiwa yang merindukan kelembutan, Wajahmu menggambarkan hati
yang seperti telah menangis sejak hari kelahiranmu. Sini datanglah
engkau mendekat kepadaku, Sebetulnya telah lama datang petunjuk bagi
kebahagiaanmu, dan jika engkau berserah diri dan hidup dalam
kebaikan,hatimu akan dibebaskan dari rasa khawatir dan kesedihanmu.
Engkau jiwa kecintaan Tuhan. Imanmu adalah untuk membahagiakanmu.”
6. “Kebijakan filosofis dalam Leadership Golden Ways Pasukan domba yang
dipimpin oleh seekor singa, akan mengintimidasi pasukan singa yang
dipimpin oleh seekor domba. Kewibawaan sebuah keluarga, bisnis, atau
organisasi ditentukan oleh keberanian pribadi dari pemimpinnya. Pemimpin
harus mengutamakan penghormatan dan keanggunan dalam memuliakan sesama,
tanpa melupakan kemampuan untuk menghukum dengan keras.”
7. “Impian berlabuh di hati yang muda. Dan orang muda yang mengisi
hatinya dengan penyesalan, telah menua sebelum tua. Penyesalan hanyalah
pantas untuk orang tua yang rugi menukarkan daya ledak dari kemudaannya
dengan kesenangan sementara yang sia-sia, yang hari ini terbukti
melemahkan hidupnya. Tidak ada orang yang menelantarkan waktu, yang
tidak akan ditelantarkan oleh kehidupan. Demi masa.”
8. “Setiap jiwa diciptakan bertabiat tergesa-gesa sehingga kesabaran
memang bukan sifat asli pada kebanyakan jiwa. Dan karena ketergesaannya
jiwa yang belum seimbang akan berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia
berdoa untuk kebaikan. Marilah kita menjadi jiwa yang ikhlas mengerjakan
yang bisa kita kerjakan, dan menyerahkan yang berada di luar kemampuan
kita kepada Tuhan, agar kita dirahmati dengan kesabaran.”
9. “Engkau jiwa yang dikhususkan oleh Tuhan, dan telah disusunkan
rencana kebesaran bagi hidupmu. Apakah setan tahu bahwa engkau
direncanakan menjadi orang besar di masa depanmu? Ya. Dan dia telah
bersumpah tuk menggagalkanmu sebagai cucu Adam. Maka ia tiupkan rasa
ragu, malas, benci kewajiban, suka menyepelekan waktu, dan lupa bahwa
engkau selalu lekat dalam perhatian Tuhan. Engkau tidak aslinya peragu.”
10. “Besarkanlah hatimu dan bebaskanlah ia dari penyesalan atas
kesalahan masa lalumu. Ikhlaslah menerima bahwa engkau dulu tak
semengerti hari ini, dan engkau sudah bukan pribadi yang bisa melakukan
kesalahan seperti itu lagi. Bukan kesalahan masa lalu yang membatalkan
kebaikan masa depan, tetapi kesalahan masa kini. Syukurilah hidup yang
telah dirahmatkan kepadamu, dan damailah dengan diri baikmu hari ini.”
11. “Setiap jiwa dilahirkan sebagai bayi yang membutuhkan kasih
sayang, untuk tumbuh menjadi pribadi dewasa dan matang - yang masih
membutuhkan kasih sayang. Tidak ada petarung sakti mandra guna yang
tidak membutuhkan kelembutan dan perhatian penuh kasih. Cobalah bersikap
dan berbicara penuh kasih kepada orang lain. Akan banyak hal yang
tadinya Anda kira sulit, menjadi sangat mudah karena bantuan mereka.”
12. “Dan engkau sering berujar lantang agar kita semua ikhlas
menyerahkan kebaikan hidup kita kepada Tuhan. Tapi mengapakah engkau
meratap-rintih dalam doa dan sujudmu mengenai perlakuan buruk orang lain
dan perendahan atas nilai dirimu? Rezeki Tuhan tersebar di muka bumi,
lalu mengapa engkau masih berlemah hati di situ? Mana keikhlasan yang
kau ajarkan kepadaku itu? KELUARLAH Itu hanya sesuai dengan nasehatmu.”
13. “WILAYAH NYAMAN adalah konsep yang aneh, karena orang merasa
nyaman di wilayah yang sebetulnya tidak baik baginya. Bagaimana mungkin
orang yang bersih pikiran dan bening hatinya, melatih diri untuk merasa
nyaman tidak dihargai, dibebani besar tapi dibayar kecil, dicari-cari
salahnya, dan disudutkan karena menjadi orang baik? Bagaimana caranya
keluar dari tempat dan keadaan seperti itu? KELUAR! Ikhlaslah.”
14. “Sahabat saya yang sedang dinantikan oleh rezeki baiknya, Semua hal
yang dilakukan dalam laboratorium adalah percobaan. Kehidupan ini
adalah laboratorium, di mana kita melakukan percobaan - bukan untuk
membuat, tetapi menemukan diri hebat kita, menemukan pekerjaan yang
membesarkan kehidupan, dan menemukan jalan dunia yang indah menuju
surga. Apakah yang Anda coba hari ini?”
15. “Bagi jiwa yang ikhlas menjadikan hidupnya sebagai doanya, Tuhan
memenuhi kebutuhannya sebelum dia meminta, sebelum dia menginginkan,
bahkan saat dia tidak tahu apa yang bisa diminta dari-Nya. Tuhan-lah
yang memuliakan seorang petani miskin yang jujur, di atas seorang raja
yang kejujurannya hanya setebal kulit wajah. Kesederhanaan yang jujur
adalah lebih mulia daripada kebangsawanan yang tidak amanah.”
16. “Jika Tuhan berkenan untuk menyejahterakan dan membahagiakan kita,
tidak ada apa dan siapa pun yang mampu mencegah-Nya. Yang kita yakini
menentukan kesungguhan kerja kita. Maka, meragukan kemungkinan diri
untuk berhasil, sama dengan mengerdilkan kehidupan. Anda hanya sebesar
yang mungkin bagi Anda. Maka, jangan katakan tidak mungkin bagi yang
ingin Anda capai. Apa pun yang Anda inginkan, mungkinkan!”
17. “Sedikit sekali hal yang lebih melukai hati pria yang penyayang,
daripada perilaku seorang istri yang tidak menghormati suami.
Mudah-mudahan Ibunda, istri, dan putri-putri kita tidak meresikokan hak
mereka untuk berbahagia dengan mengabaikan keharusan untuk berlaku sama
hormat dan penuh kasih-nya dengan pria pilihan hidup mereka. LOVE IS
RESPECT, dan itu berlaku dua arah.”
18. “WANITA YANG PALING PANTAS UNTUK DIMILIKI, JUSTRU TIDAK MUNGKIN
DIKUASAI. Wanita yang mandiri, cerdas, penuh kasih, memuliakan pria dan
anak-anaknya, adalah wanita idaman bagi pria yang ingin menjadi pembesar
kehidupan. Tetapi, wanita seperti itu terlalu kuat untuk diperlakukan
sembarangan oleh siapa pun, dan tak mungkin ikhlas menerima perlakuan
buruk. Wanita, Anda berhak bagi kemuliaan. Tegaslah!”
19. “Seumur hidup ini saya mengamati, ternyata banyak sekali orang
yang dilemahkan jiwa dan kehidupannya oleh pelajaran salah. Untuk
membangun kehidupan yang damai, sejahtera, dan berwenang. Kita harus
MEMBONGKAR PELAJARAN SALAH, yang mengekang kita dari menginginkan yang
terbaik, berdoa bagi yang terbaik, bekerja untuk mencapai yang terbaik,
dan melembutkan hati untuk menjadi jiwa yang membahagiakan sesama.”
20. “Aku tahu hatimu sedang pedih, karena jiwa yang kau cintai dan kau
baktikan hidupmu untuknya, menaruhmu di urutan akhir dalam
perhatiannya. Jika ia belum mampu memuliakanmu, engkau berharap
setidaknya ia mengasihimu. Engkau hidup untuknya, tetapi mengapakah
engkau seolah harus mengemis bagi sedikit perhatiannya? Adikku,
bersabarlah. Indahkanlah dirimu, bagi Tuhanmu, yang akan menyelamatkanmu
dari pengabaian.”
21. “Karena kesahajaan hidup, sebagai pelajar SMA saya BERCITA-CITA
MENJADI TUKANG LAS. Kemudian pendidikan saya memungkinkan yang lain,
maka jadilah saya bankir muda di sebuah bank internasional di Jakarta.
Tetapi, sebagai calon tukang las, saya dulu sama sekali tidak minder,
karena saya yakin suatu ketika akan ada Mario Super Las dengan cabang di
seluruh Indonesia. Bukan kecilnya awal, tetapi besarnya tujuan!”
22. “Tidak semua yang kita inginkan bisa menjadi kenyataan. Tetapi
untungnya, satu saja dari semua keinginan kita itu tercapai dengan baik,
akan memampukan kita mendapatkan banyak hal yang kita inginkan.
Berfokuslah pada pencapaian satu keinginan, yang pencapaiannya
memungkinkan kita mendapatkan semua yang kita inginkan. Fokuskan semua
yang terbaik untuk mencapai yang terbaik! Focus your best on the best!”
23. “NRIMO ING PANDUM Jika sudah diberi, terimalah dengan ikhlas. Maka,
PASTIKAN ANDA BERDIRI DI TEMPAT YANG PEMBERIANNYA BESAR. Apa ada orang
yang bisa betul-betul ikhlas menerima pemberian kecil, saat yang lebih
baik masih mungkin baginya? Baik itu tidak cukup, jika yang lebih baik
masih mungkin. Upayakanlah yang lebih baik, terimalah dengan ikhlas
hasilnya, untuk segera upayakan yang lebih baik lagi.”
24. “Tahun 2000 saya mulai mengirimkan buletin sederhana, 3 halaman,
gratis, setiap minggu kepada 32 alamat email. Buletin itu kemudian
tumbuh dengan 30,000 pelanggan gratis dalam 36 minggu, yang kemudian
menjadi MTSuperClub dengan 30,000 Super Members. 20 bulan yang lalu saya
memulai MT Facebook yang hari ini (Agustus 2010) melayani lebih dari
2,041,000 Super Fans di dunia. Modal utama untuk apa pun adalah diri
kita, bukan uang.”
25. “Untuk sahabat saya YANG USIANYA SUDAH DI ATAS 40 TAHUN,
janganlah berkecil hati. Tuntunan memulai bisnis sendiri sebelum usia 40
tahun adalah aturan umum. KITA BUKAN ORANG UMUM, terbukti kita masih
sibuk bekerja untuk kesejahteraan keluarga dan terpaksa menunda memulai
bisnis. Saya sudah 54 tahun, dan masih terus mencoba. Bagi yang sudah
senior seperti kita ini, CARA TERBAIK UNTUK MULAI ADALAH MULAI.”
26. “Orang yang ingin MANDIRI SECARA FINANSIAL dengan cara MEMILIKI
BISNIS SENDIRI, harus memulainya SEBELUM USIA 40 TAHUN. Setelah usia 40
tahun, akan semakin sulit baginya untuk memulai. Karena, pertumbuhan
kewajiban bagi keluarga dan menurunnya stamina fisik dan mental, bisa
melambatkan dan mengacaukan pertumbuhan bisnis yang baru dimulai, atau
bahkan menggagalkannya. Mulailah, SEMUDA MUNGKIN, segera!”
27. “Manusia boleh berencana, tetapi Tuhan yang menentukan. !!!
ARTINYA !!! Tuhan yang menentukan, bahwa ANDA YANG BERENCANA DAN BEKERJA
untuk memantaskan diri bagi doa Anda, AKAN MENDAPATKAN YANG ANDA
DOAKAN. Maka, marilah kita bersikap lebih positif, dan menjadi jiwa yang
membanggakan Tuhan karena kita patuh kepada-Nya, dan bekerja untuk
menjadi rahmat bagi sesama. APA PUN TEORI ANDA, SEGERALAH BEKERJA!”
28. “Orang yang sampai usia 40 tahun, MASIH BELUM JELAS DAN TEGAS
mengenai kelas dan harga atas nilai dirinya bagi orang lain, karena
menurutnya dia harus membuat perencanaan yang matang, sebaiknya SEGERA
BERHENTI BERENCANA, BERHENTI BERTEORI, DAN MULAI HIDUP DENGAN
SEPENUHNYA. Rentang usia dari 35 ke 40 tahun, seharusnya adalah masa
penetapan harga yang tegas atas nilai diri kita sebagai makhluk
ekonomi.”
29. “Tiga tugas utama kita sebagai kekasih Tuhan: Meminta kepada Tuhan,
Memantaskan diri untuk menerima, Menerima dengan kesyukuran. Meminta
lagi yang lebih besar, Memantaskan diri untuk menerima yang lebih besar,
Menerima dengan kesyukuran yang lebih besar. Tiga yang pertama akan
memantaskan kita bagi tiga berikutnya yang lebih besar. Meminta,
Memantaskan diri, Menerima dengan kesyukuran. Iman itu indah.”
30. “Saya Takut Istri. Saya takut istri saya tidak berbahagia. Saya
takut istri saya tidak tinggal di rumah yang nyaman. Saya takut istri
saya khawatir tentang sekolah anak-anak. Saya takut istri saya naik
kendaraan yang tidak aman. Dan yang saya paling takutkan adalah Ibu
Linna khawatir mengenai kesetiaan saya kepadanya. Dengan penuh syukur
saya katakan, bahwa saya takut istri.”
31. “Tangan yang menggenggam tak kan bisa menerima pemberian baru. Maka
mengapakah engkau meminta pengertian baru, dengan hati yang
mempertahankan pendapat lama yang terbukti tak menguatkan hidupmu?
Ikhlaslah untuk meninggalkan sikap dan pendapat yang kau pelihara, tapi
yang tak memeliharamu. Janganlah berlama-lama hidup dalam pendapat yang
salah. Cepatlah membaikkan dirimu. Engkau jiwa kebanggaan Tuhan.”
32. “KEBIASAAN ADALAH HAL-HAL KECIL YANG DILAKUKAN SECARA TERATUR.
Tetapi, setelah kebiasaan itu terbentuk, tidak ada orang yang bisa
mengatakan bahwa kebiasaan adalah hal yang kecil. Keberhasilan kita
ditentukan oleh KEBIASAAN BAIK yang tadinya hanya hal-hal kecil yang
teratur kita lakukan, sebagaimana kegagalan juga disebabkan oleh
KEBIASAAN BURUK. Berhati-hatilah dengan hal-hal kecil yang teratur Anda
lakukan.”
33. “KETEPATAN DALAM KECEPATAN adalah kualitas utama seorang pemimpin.
Seorang yang sejatinya pemimpin, menghasilkan keputusan tepat dalam
waktu yang pendek, yang lebih baik daripada peragu yang berpikir 1000
hari karena merasa lebih aman tidak bertindak. Seperti, Michael
Schumacher adalah pribadi yang wajar melaju dalam kecepatan Formula 1,
yang dianggap nekat oleh pengemudi pemula. KETEGASAN DATANG DARI
KEAHLIAN.”
34. “Orang disebut berani karena dia tidak mensyaratkan jaminan keamanan
total sebelum dia bertindak. Orang yang aslinya peragu, mengharuskan
adanya rencana yang rinci dan matang. Padahal, semua syarat keberhasilan
di pasar telah berubah saat kita sibuk menyusun rencana yang rumit. Dia
yang sejatinya berani, menyusun rencana sambil memulai. Keberanian
adalah keikhlasan untuk TERJUN SAMBIL MEMBUAT SAYAP.”
35. “SEANDAINYA SAJA KITA LEBIH BERANI, akan banyak hal yang kita capai
dalam hidup ini. Marilah kita menghindari kebiasaan menakuti-nakuti diri
sendiri mengenai resiko dari tindakan baik yang kita ketahui harus kita
lakukan. Orang yang tidak melakukan karena takut gagal, sudah sama
gagalnya dengan orang yang melakukan dan kemudian gagal. Padahal dengan
ijin Tuhan, YANG MELAKUKAN YANG BERHASIL. Ikhlaslah.”
36. “Seorang Ibu datang menghampiri dan berpesan agar saya tidak melukai
hati Ibu Linna dengan berbagi hati. Saya sampaikan, saya tak mungkin
melakukan itu, karena: 1. Saya sangat mengasihi Ibu Linna dan tak mampu
membayangkan diri saya membuatnya sedih 2. Ibu Linna berperan lebih
besar daripada yang bisa saya minta dalam kehidupan saya dan anak-anak
3. Dan saya takut Ibu Linna! Agak lebay ya?, … but this is true.”
37. “Ibu Linna datang dari keluarga yang cukup berada, sejak kecil
sekolah di luar negeri, lulus MBA pada usia 22 tahun di San Francisco,
dan menjabat Direktur Marketing di sebuah bisnis di Jakarta. Saat saya
resign dari VP Bank, Ibu Linna juga resign agar bisa mendampingi saya
bekerja mewujudkan pelayanan yang sekarang menjadi MTSC ini.
Kelihatannya, REZEKI BERLAKU SETIA kepada jiwa yang setia kepada
keluarganya.”
38. “Saat itu saya terlalu muda dan hidup terlalu cepat untuk cukup
menabung sebelum saya resign, dan hanya tersisa uang untuk kontrak
garasi itu, dan DP sebuah sedan kecil. Kami hidup sangat sederhana. Saya
makan sarden hampir setiap hari, sampai badan saya licin dan
berenangnya cepat sekali. Dan Ibu Linna bertahan bersama saya. Itu
sebabnya kini dia menjadi PEMILIK SATU-SATUNYA dari semua yang saya
capai.”
39. “Di garasi kecil itu kami hidup sangat sederhana. Tapi saya telah
siapkan beberapa modal andalan, seperti: Nama dan hubungan luas yang
saya bangun saat menjabat, kompetensi profesional sebagai perencana
strategis dan taktis pengembangan bisnis, reputasi sebagai pelatih dan
motivator. Dan satu SENJATA RAHASIA SAYA, adalah Ibu Linna. Dan saya
bersaksi, bahwa SUAMI YANG MEMULIAKAN ISTRI, DOA-DOANYA MUDAH DIJAWAB.”
40. “Masih dalam rentang 35-40, pada usia 37 tahun saya mengundurkan
diri dan mengembalikan semua fasilitas sebagai Vice President di Bank.
Kami baru menikah, dan saya sangat berhutang kepada Ibu Linna yang
ikhlas memulai hidup di sebuah garasi 2.5 X 10 meter, yang saya kontrak
sebagai pengganti rumah besar seorang pejabat Bank. Dari situ kami
berdua membuktikan, bahwa KEAJAIBAN BERPIHAK KEPADA JIWA YANG BERANI.”
41. “Sejak muda, saya ingin bekerja keras untuk mencapai pangkat
profesional setinggi mungkin dan semuda mungkin, UNTUK SEGERA BERHENTI.
MT Muda tidak bisa membayangkan dirinya menjadi pegawai seumur hidup,
bukan karena uangnya, tapi karena ingin melayani publik DALAM PEKERJAAN
YANG SAYA TETAPKAN SENDIRI. Meninggalkan jabatan yang baik, memang tidak
mudah, tetapi jika untuk misi hidup, dengan ijin Tuhan … HARUS !”
42. “Setelah menjadi Vice President di Bank menjelang usia 34 tahun,
saya memasuki tahap kedua dari Personal Rule ini yaitu Dari usia 35 -
40 tahun, saya MENETAPKAN HARGA untuk pelayanan saya yang TIDAK BISA
DITAWAR. Pada saat-saat awal saya menetapkan aturan ini, hidup menjadi
tak terlalu mudah, tetapi KEBAIKAN PASTI DATANG KEPADA YANG MENGHORMATI
DIRI DAN NILAI PELAYANANNYA yang menguntungkan orang lain.”
43. “MT Personal Rule 35-40-45 Sejak muda saya belajar dan bekerja keras
TIDAK UNTUK MENCARI UANG sampai usia 35 tahun. Saya tidak mendasarkan
keputusan pribadi dan karir atas jumlah uang, tetapi atas kegunaannya
bagi kekuatan jiwa, kebaikan nama, dan kompetensi profesional saya. Jika
kita tidak berfokus pada uangnya, kita MENJADI LEBIH PANTAS DIBAYAR
LEBIH MAHAL DAN LEBIH AWAL. Bagaimana dengan yang 40?”
44. “Hidupmu itu bukan hanya untuk bersemangat. Janganlah kegentinganmu
untuk mengobarkan semangat diri, justru mengalahkan keharusanmu untuk
mampu bekerja dalam semangat apa pun. Engkau justru disebut jiwa yang
paling bersemangat, jika engkau tetap bekerja saat hatimu hampa semangat
dan ragamu ingin tenggelam dalam kematian sesaat yang namanya tidur
itu. Tindakan adalah bentuk asli semangat.”
45. “Saat engkau lantang meneriakkan tanda kesungguhan niatmu, Aku bisa!
Aku pasti bisa! Pastikanlah sebelum itu hatimu berbisik, Dengan ijin
Tuhan … Dan jika engkau lebih ikhlas, katakanlah sebagai sebuah doa yang
anggun, Dengan ijin Tuhan, aku akan bisa … Dan setelah reda gempita
sorak sorai mu, bisikkanlah dengan tulus dan penuh kasih kepada
Tuhanmu, Amien … ya Tuhan. Rendah hati itu indah.”
46. “Ada orang yang berangkat bekerja untuk mencapai keberhasilan. Tapi
ada yang berangkat agar tidak terlambat, tidak dimarahi, atau agar asal
kelihatan ada. ANDA HANYA SEPENTING ALASAN ANDA. Semakin kuat alasan
Anda, akan semakin kuat dan besar upaya dan kemungkinan Anda.
Tetapkanlah alasan bagi kerja keras Anda, bagi semua beban yang Anda
pikul, dan alasan bagi pencapaian semua impian Anda.”
47. “Tak mudah bagi siapa pun untuk meyakini masa depan yang baik, jika
keberadaannya disepelekan dan ketulusan hatinya ditelantarkan. Wahai
jiwa yang letih, yang berjalan menunduk dan nafas beratnya bertanya
mengapakah hidup ini tak berlaku ramah, Sesungguhnya kesedihanmu sedang
menyiapkan rongga besar di hatimu, sebagai penampung kebesaran hidupmu
nanti. Bertahanlah. Menangislah setulusmu, tetapi bertahanlah.”
48. “Janganlah kau ijinkan penyesalanmu atas kesalahan dan kegagalan di
masa lalumu, melemahkan semangat hidupmu hari ini. MASA LALU BUKANLAH
PENENTU MASA DEPAN. Ikhlaskanlah dirimu untuk tidak mengulangi kemarahan
yang merusak hubungan, keputusan yang ceroboh, dan bicara yang tidak
berhati-hati. Masukilah masa depan yang baru, sebagai jiwa yang baru.
Engkau jiwa baik yang berhak bagi kebahagiaan.”
49. “Keinginan Anda adalah sebuah kemungkinan yang menunggu pembuktian.
Apa pun yang Anda inginkan, buktikan bahwa ia pantas untuk diinginkan.
Upayakanlah pencapaiannya. Janganlah menyiksa diri dengan keinginan
besar yang tidak segera diikuti dengan kesibukan yang menjadikan Anda
dihargai dengan baik. Yang Anda kerjakan adalah pembangun nilai Anda,
yang menjadi pewujud keinginan Anda.”
50. “Bagaimana orang bisa membantumu mengerti cara memperbaiki
keadaanmu, jika engkau membenci kekayaan, menerima kemiskinan sebagai
nasib, dan meyakini ketidak-adilan atas dirimu? Kemiskinan adalah
keadaan sementara yang seharusnya menjadikanmu kuat, dan upaya adalah
yang mengeluarkanmu dari kemiskinan dan yang menjadikanmu pribadi kaya
yang menguatkan kehidupan sesama. Keikhlasanmu menentukan kebaikanmu.”
51. “Kesabaran adalah pengertian baik yang mengutuhkan doa, tindakan,
dan penantianmu. Sabar itu sibuk. Engkau yang sibuk belajar dan bekerja,
tak akan sempat memikirkan kesabaran. Dan Tuhan melihatmu dengan haru,
karena dalam penantianmu engkau menyibukkan dirimu dalam pergaulan dan
pekerjaan yang berguna. Wahai jiwa yang damai, Kesabaranmu adalah tanda
keikhlasanmu dalam menerima kepastian janji Tuhan.”
52. “Hidup ini memang sementara, jika dibandingkan dengan panjangnya
keindahan hidup akhirat. Tetapi, berapa lamakah kita boleh menderita
dalam rasa sakit, kemiskinan, dan ketertindasan di dunia ini? Pengertian
mengenai kesementaraan hidup, bukanlah ijin untuk menelantarkan
kehidupan dunia. Kehidupan dunia yang memuliakan keluarga dan sesama
sebagai bukti iman kepada Tuhan, adalah jalan indah menuju surga.”
53. “Ada anak muda berkata bahwa saya berbicara penuh nasehat, karena
belum pernah miskin dan menderita. Lalu saya ceritakan bahwa sebagai
anak muda, saya dulu miskin, minder, dan takut masa depan. Dia membantah
lagi dan berkata bahwa tidak mungkin saya lebih miskin darinya. Lho,
khoq jadi lomba miskin-miskinan? Berhentilah berfokus pada penderitaan,
segera lakukan sesuatu untuk keluar dari penderitaan.”
54. “Hidup ini seperti main kartu. Bukan kualitas kartu yang kita pegang
yang menentukan kemenangan, tetapi bagaimana kita memainkan kartu apa
pun yang kita pegang. Pribadi sederhana yang jujur dan ikhlas bekerja
keras melayani sesama, akan mengalahkan pewaris kerajaan yang suka
mengeluh dan malas. Marilah kita berhenti mengeluhkan ketidak-pastian
masa depan, dan melebihkan yang bisa kita lakukan hari ini.”
55. “Janganlah engkau meniru mereka yang menggelar pameran dan pesta
glamorous untuk mengumumkan kesucian cinta mereka, hanya untuk berakhir
sebagai santapan penuh suka cita bagi para pemberita aib sesama. Bukan
mahalnya biaya cinta, yang melanggengkan keindahan dari kebersamaanmu
berdua, tetapi kesederhanaan yang ikhlas dari hatimu untuk setia kepada
janjimu. Pengkhianatan selalu melukai hati yang baik.”
56. “Tugas para malaikat dipermudah oleh orang yang hatinya ikhlas.
Tugas setan dipermudah oleh orang yang santai merusak kesehatannya
sendiri dengan kesenangan palsu, yang merusak hubungan baik, yang
menelantarkan kasih sayang, dan yang suka menjadi parasit yang
merepotkan orang lain. Marilah kita berdoa agar hati kita dimudahkan
untuk menerima nasehat baik, meniru teladan baik, dan ikhlas membarukan
diri.”
57. “Ketertarikan gila saat pertama cinta ditemukan, memang mudah
menyatukan dua pribadi yang sangat berbeda untuk berjanji setia
sepanjang hidup. Hanya saja, panjangnya hidup yang dilihat oleh mata
yang mabuk cinta, bisa jadi sangat pendek. Itu sebabnya cinta saja tidak
cukup. PERSAHABATAN dan LOGIKA YANG JERNIH antara dua jiwa itulah yang
memanjangkan cinta mereka menjadi kebersamaan yang membahagiakan.”
58. “Wanita adalah kesatuan yang indah dari tiga peran penting dalam
hidup pria-nya. Yang pertama, sebagai kekasih, Yang kedua, sebagai
sahabat, dan yang ketiga, sebagai ibu. Seorang pria tidak membutuhkan
wanita petengkar di dalam rumahnya. Dia ingin manja dan menyerah kepada
wanita yang memelihara dan membangunnya menjadi pemimpin kehidupan yang
besar. Pria bermasa-depan besar selalu manja kepada wanitanya.”
59. “Orang yang menyesal, sakit hati, atau tersiksa - tetapi segera
bekerja keras setelah berdoa, lebih mudah mencapai kedamaian. daripada
orang yang hanya meleleh dalam ratapan dan keluhan - tetapi tidak
melakukan apa pun untuk mencegah terjadinya masalah yang sama. Ingatlah,
semua penderitaan adalah pemberitahuan untuk memperkuat diri, Seperti
semua kesenangan adalah pemberitahuan untuk berhati-hati.”
60. “Wanita, hanya yang masih ABG yang mencari pria yang tampan. Setelah
mengerti kesulitan hidup, wanita menjadi lebih tertarik kepada pria
yang penyayang, yang anggun memperlakukannya, yang berpotensi baik
menjadi pemimpin dan penyejahtera keluarga. Seperti Ibu Linna, dia tidak
memilih saya karena ketampanan, tetapi dia pandai melihat POTENSI :)
Yang diinginkan wanita adalah yang terbaik bagi keluarga.”
61. “Jika Anda ingin mengerti keindahan dari kebebasan, menarilah
seperti tidak ada yang melihat, menyanyilah seperti tidak ada yang
mendengar, dan mencintailah seperti cinta itu tidak akan menyakitkan.
Janganlah batasi ukuran dan kualitas hidup yang bisa Anda capai, hanya
karena orang lain meragukan Anda. Karena, seandainya Anda gagal, apakah
mereka akan bertanggung-jawab? Ini hidup Anda, tegaslah.”
62. “Serahkanlah semua yang berada di luar kemampuanmu kepada Tuhan,
yang adalah sebaik-baiknya wakil dan penyelesai masalahmu. Tetaplah
menjadi jiwa yang baik. Ingatlah, kebaikan adalah jalan kebahagiaan.
Bersama dengan dilakukannya sebuah kebaikan, terbuka sebuah pintu di
langit yang menuangkan nikmat kesurgaan kepada yang melakukan kebaikan.
Hadiah pertama bagi yang melakukan kebaikan adalah kebaikan.”
63. “Sahabat yang hatinya baik, MUDAH-MUDAHAN ANDA TERMASUK PRIBADI YANG
SIBUK. Karena, Dia yang lemah dan paling kecil, tetapi sibuk akan
lebih berhasil daripada dia yang kuat dan cerdas tetapi peragu dan
malas. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. TUGAS KITA ADALAH UNTUK
MENCOBA, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar
membangun kesempatan untuk berhasil.”
64. “Engkau datang kepadaku sebagai jiwa yang gelisah dan berawan tangis
merindukan pembebasan dari gelisahmu. Hentikanlah kebiasanmu menduga
keburukan yang akan terjadi kepadamu dan jangan lagi melihat dirimu
sebagai korban. Engkau pemimpin hidupmu sendiri. Pikirkanlah yang
baik-baik, katakanlah yang baik-baik, lakukanlah yang baik-baik, dalam
pergaulan dan pekerjaan yang baik. Engkau jiwa yang indah, damailah.”
65. “Sahabat Indonesia yang hatinya baik, katakanlah MOTIVASI ADALAH
KEKUATAN yang menjadikanku memulai tanpa keinginan memulai,
mendahulukan yang ingin ku tunda, menyikapi kesulitan sebagai peningkat
kelas, meneruskan walaupun aku ingin berhenti, bekerja lebih kuat
daripada rasa malasku, melakukan yang ku takuti, dan untuk tetap
berupaya mengatasi ketidak-mungkinan, agar aku menjadi jiwa kecintaan
Tuhan.”
66. “BERBICARA YANG BERNILAI ITU TIDAK MUDAH. JIKA MUDAH, SUDAH BANYAK
ORANG KAYA KARENA BICARA. Asal bicara itu memang mudah, tetapi berbicara
yang meningkatkan kelas diri dan kualitas kehidupan sesama, bukanlah
untuk setiap orang. Bukankah Ir. Soekarno menyatukan dan membakar
semangat rakyat untuk memerdekakan bangsa, dengan berbicara? Bukankah
Tuhan mengajarkan yang belum kita ketahui dengan kalam?”
67. “Cinta memilihmu karena engkau berbakat tuk membangun kehidupan yang
hebat. Tetapi bakat itu tak kan kau gunakan tuk melampaui keraguan dan
batasan pikiranmu, jika engkau tak dibutakan dari perasaan, pikiran, dan
kenyataan yang selama ini membatasimu. Cinta membebaskanmu untuk
menjadi dirimu yang terbaik. Sehingga sesungguhnya, yang terpenting
dalam mencintai adalah dirimu, bukan orang yang kau cintai.”
68. “Ooh … cintamu diabaikan? Engkau patah hati dan merasa dunia tak
berarti lagi. Kemudian kau kasihani dirimu dengan ratapan dan air mata,
kau rusak kesehatanmu sendiri, yang menjadikanmu tak menarik bagi calon
kekasih baru yang lebih baik dan memuliakanmu. Apa yang membuatmu
demikian yakin bahwa tak ada orang lebih baik daripada dia yang telah
menyepelekan cintamu? Engkau berhak bagi yang lebih baik.”
69. “Banyak orang yang sesungguhnya HIDUP DALAM KESUNYIAN DAN NYARIS
MENYERAH. Berkasih-sayanglah. Bukannya mereka belum berupaya dan mencoba
banyak cara. Tetapi mereka sering dikejami oleh wajah-wajah yang dingin
dan dilukai dengan kata-kata yang tajam. Lembutkanlah bicaramu.
Jiwa-jiwa letih itu sedang menggembirakanmu dengan senyuman yang
mengambang di atas air mata. Indahkanlah wajahmu bagi mereka.”
70. “BAIKNYA AKHLAK adalah BAIKNYA KEHIDUPAN Janganlah kau boroskan
tenagamu untuk menuntut perbaikan akhlak orang lain, tetapi melupakan
pengindahan akhlakmu sendiri. TIDAK ADA PERBAIKAN LINGKUNGAN YANG BISA
BERDAMPAK BAIK, BAGI ORANG YANG TIDAK MEMPERBAIKI DIRI. Maka tegakkanlah
akhlaqmu, agar Tuhan menggunakanmu untuk menegakkan agamamu, yang akan
menjadikanmu penerima bahkan sebelum engkau meminta. Amien..”
71. “Sebagai bangsa, kita telah lama merdeka, tetapi masih banyak jiwa
Indonesia yang belum merdeka dari perasaan, sikap, dan kebiasaan yang
melemahkan kehidupan. Sejatinya kita merdeka, dan berhak untuk hidup
damai dan sejahtera, tetapi belum mengupayakannya dalam tanggung-jawab
pribadi yang ikhlas dan tegas. Jangan lagi menanti keteladanan siapa
pun. KITA PEMIMPIN KEHIDUPAN KITA SENDIRI. Bergeraklah.”
72. “JIKA KITA LEBIH TEGAS DAN BERANI, kita akan memimpikan yang besar,
merajinkan diri untuk menjadi pandai dan ahli, mengajukan diri untuk
pekerjaan yang membesarkan kehidupan sesama. JIKA KITA LEBIH TEGAS DAN
BERANI, kita akan mengambil tugas yang lebih besar, dan tidak
memantaskan diri untuk dihargai kecil. KEBERANIAN ADALAH BENTUK DOA YANG
MENGUNDANG CAMPUR TANGAN TUHAN. Tuhan, dampingilah kami. Amien”
73. “Sahabat saya yang hatinya baik, Marilah kita bimbing jiwa muda
Indonesia untuk bersemangat tinggi mencapai kehidupan yang baik, agar
mereka menjadi pembangun dan pemulia bangsa. Janganlah mereka hanya
dipaksa dan dilombakan untuk hafal hal-hal yang tidak berhubungan dengan
kebaikan hidup mereka di masa depan. Jika mereka rindu kebaikan, semua
hal yang mereka lalui akan mereka perbaiki.”
74. “JANGAN MENUNGGU HARI PERHITUNGAN, karena hari itu SUDAH SAMPAI.
Semua sikap, pikiran, dan tindakan kita SUDAH DIPERHITUNGKAN, dan sudah
digunakan untuk menetapkan kualitas hidup kita. Perhatikanlah kualitas
hidup kita DETIK ini. Yang malas dan hanya menunggu diberi, menjadi
pribadi yang mengeluh dan marah. Yang jujur dan bekerja keras, menjadi
pribadi yang damai dan tercukupi.”
75. “SIAPA BILANG BAHWA IKHLAS ITU TIDAK DIBAYAR? Sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi sesama, dan sebaik-baik pembayar adalah
Tuhan. Maka jiwa yang ikhlas hidup dan bekerja bagi kebahagiaan
sesamanya, akan diurus bayarannya LANGSUNG oleh Tuhan. Dan jika Tuhan
membayar, Dia membayar dengan kesehatan, kedamaian, kesejahteraan,
keluarga, dan derajat yang tidak bisa dibeli oleh siapa pun. Amien.”
76. “MANUSIA ITU TEMPATNYA IKHLAS DAN BENAR. Manusia yang tidak
berhati-hati, akan menjadi tempat salah dan khilaf, dan itu yang
membuatnya selalu menasehati diri untuk menerima kelemahan. Manusia yang
menjaga keterhubungan hatinya dengan Tuhan, akan lebih mudah
mengikhlaskan diri terlibat dalam pergaulan dan pekerjaan yang
bermanfaat, dan dengannya dia lebih sering benar. JIKA BISA BENAR,
UPAYAKAN BENAR.”
77. “BICARA ITU GAMPANG, TAPI PRAKTEKNYA SULIT adalah hukum yang
membedakan antara pribadi baik yang ikhlas, dari pribadi yang sama
baiknya tetapi yang belum ikhlas. Yang benar-benar ikhlas, segera
bertindak dan membuktikan nilai dari nasehat baik. Yang belum ikhlas,
menganalisa kesulitan dan ketidak-mampuan, lalu menyimpulkan tidak ada
gunanya mencoba. JIWA YANG BESAR IKHLASNYA, BESAR REZEKINYA. Amien.”
78. “DUA KESALAHAN UTAMA YANG MELEMAHKAN REZEKI ORANG BAIK: 1. FOKUS
YANG SALAH, Memfokuskan waktu dan kekuatan pada urusan yang tidak
menjadikannya bermanfaat bagi sesama. 2. PRIORITAS YANG SALAH,
Mendahulukan yang seharusnya diakhirkan, dan mengakhirkan yang
seharusnya pertama.”
79. “Malam ini, bisikkanlah.. Aku datang menghadap Mu, Tuhanku, tuk
menyerah dan mohon penyelamatan, Aku mohon Kau maafkan salah dan dosa
masa laluku, yang setia mengejar tuk menggigitku dari belakang..
Penyesalan ini membadai di hatiku dan melemahkan niat hidupku. Kini aku
jiwa yang lebih baik yang lebih patuh kepada Mu, Jangan Kau biarkan aku
lama bersedih. Aku sangat menghamba kepada Mu.. Tuhan, sayangilah aku..”
80. “Imanmu itu bukanlah untuk mendiamkanmu dalam tidak adanya tindakan.
Imanmu itu untuk menjadikan setiap helai ototmu, setiap helaan nafasmu,
dan setiap tetes peluhmu, sebagai kekuatan yang memperbaiki kehidupan,
agar anakmu bermain ceria di sungai bening yang aman, agar sesamamu
bebas dari rasa takut dan lapar, dan agar alam ini terjaga indah bagi
cucumu. Seharusnya, imanmu mengarifkan kehidupanmu.”
81. “Dalam kantuk dan lemahnya raga yang letih, jiwa ini pun mengendap
dalam keheningan yang redup. Dan kesadaran pun mewujud bahwa kita tak
mungkin sepenuhnya kuat dan mampu mencapai kebaikan hidup ini tanpa
bantuan. Dalam saat seperti ini, lebih jelas terlihat bahwa kesetiaan
kepada yang benar, adalah penjamin kedamaian dan pemasti datangnya
pertolongan. Terima kasih Tuhan, atas kedamaian hati ini.”
82. “HIDUP INI TIDAK BOLEH SEDERHANA. Hidup ini harus HEBAT, KUAT, LUAS,
BESAR, dan BERMANFAAT. Yang sederhana adalah SIKAPNYA. Kapan kita bisa
membangun bangsa dengan peradaban yang terhormat di dunia, jika setiap
warganya menerima hidup yang lemah sebagai sederhana? Setiap jiwa berhak
bagi kesejaheteraan, tetapi tidak setiap jiwa ikhlas MENJUJURKAN DIRI
dan BEKERJA KERAS bagi kebaikan hidupnya sendiri.”
83. “bisikkanlah dalam doamu, Tuhanku Yang Maha Pengasih, Tabahkanlah
hatiku yang rapuh ini, agar aku tetap meyakini yang ku tahu sebagai yang
benar, ikhlas melakukan yang ku tahu harus ku lakukan,sabar menghadapi
orang-orang yang sulit, dan tegar melampaui masalah, agar aku sampai di
lembah hijau pembahagiaanku. Tuhanku, Hatiku yang letih ini rindu
istirahat dalam kedamaian. Sayangilah aku.”
84. “Jika engkau hanya MENEMPATKAN YANG BELUM KAU MILIKI SEBAGAI YANG
KAU INGINKAN, maka pantas sulit bagimu untuk mensyukuri semua kebaikan
yang telah kau miliki. Hentikanlah sejenak pengejaranmu. Gembirakanlah
jiwa-jiwa dalam keluargamu, yang sesungguhnya adalah keindahan yang
telah dirahmatkan kepadamu, tetapi yang LUPA KAU INGINKAN. INGINKANLAH
YANG TELAH KAU MILIKI, lalu perhatikan apa yang terjadi.”
85. “Sejatinya impianmu itu indah, tetapi kau biarkan layu karena hatimu
lebih takut, daripada ikhlas melakukan yang bisa kau lakukan. Ini
impianmu. Engkau tak bisa mewakilkan pencapaiannya. Semua keberhasilan
yang kau impikan itu, berada di balik semua hal yang kau takuti. Mulai
hari ini, justru lakukanlah yang kau takuti. Engkau yang berani yang
berhasil. Berani adalah ikhlas melakukan yang benar.”
86. “Sahabatku yang baik hati, Engkau harus menerima kemungkinan
datangnya kekecewaan, tetapi engkau harus lebih meyakini kepastian
pemenuhan harapan. Harapan adalah kekuatan yang meringankan bebanmu, dan
membuka pandanganmu jauh ke masa depan. Harapan adalah jembatan yang
menghubungkan antara satu doa dengan doa-doamu yang berikutnya. Dan,
harapan adalah tali kehidupan yang menghubungkanmu dengan Tuhan.”
87. “KESABARAN KITA TERHADAP SETIAP ORANG TIDAK SAMA. Kita bisa mudah
bersabar terhadap seseorang, tetapi amat sangat cepat marah terhadap
seseorang yang lain. Mungkin kita menyimpan kekesalan dengan tingkat
yang beragam terhadap jiwa-jiwa dalam hidup kita. Jika Anda cepat marah
terhadap jiwa tertentu, sebaiknya Anda memeriksa kualitas hati Anda
baginya, terutama jika dia adalah kekasih hidup Anda.”
88. “Dibutuhkan hati kusam dan pikiran kelam, untuk mengkelas-kelaskan
sesamanya berdasarkan uang, harta, dan kekuasaan. KEINDAHAN HIDUP
DIBANGUN DENGAN HATI YANG BENING DAN PIKIRAN YANG JERNIH. Dalam
pandangan Tuhan, seorang kaisar yang tidak jujur - berada di bawah kelas
anak muda sederhana yang berhati bening dan berpikiran jernih. Hidup
ini bukan TINGGI-TINGGIAN atau KAYA-KAYAAN, tetapi BAIK-BAIKAN.”
89. “APAKAH DUA ORANG DENGAN PENGHASILAN YANG SAMA, AKAN BERBAHAGIA
DENGAN KUALITAS HIDUP YANG SAMA? Tidak. Meskipun uang penting untuk
membiayai kehidupan yang baik, tetapi UANG BUKAN PENENTU KUALITAS HIDUP.
Kualitas hidup kita ditentukan oleh KEBAIKAN YANG MENDASARI KEPUTUSAN
KITA, dalam hubungan kita dengan orang lain dan dalam respon kita
terhadap keadaan dan kejadian.”
90. “Janganlah berkecil hati dan hanya mengeluh karena kecilnya gaji.
GAJI ADALAH SEBAGIAN YANG SANGAT KECIL DARI KESELURUHAN REZEKI TUHAN
yang disiapkan untukmu. PIKIRKAN dan TEMUKANLAH sesuatu yang bisa kau
lakukan untuk membantu orang lain membersihkan, memperbaiki, memperkuat,
dan melengkapi kehidupan mereka. Ingatlah, PEKERJAAN ADALAH PINTU
LEMARI REZEKI. Ikhlas dan jujurlah dalam pekerjaanmu.”
91. “SEGERA SETELAH ENGKAU MENGUMUMKAN bahwa engkau akan menjadi pribadi
yang sabar, akan dikirimkan kepadamu orang atau keadaan yang
mengharuskanmu bersabar. SEGERA SETELAH ENGKAU BERDOA MEMINTA UANG, akan
dikirimkan kepadamu orang atau keadaan yang mengharuskanmu bekerja agar
engkau dibayar. Jika engkau sudah mengerti ini, apakah masih akan kau
liarkan kemarahanmu, atau kau mewahkan rasa malasmu?”
92. “Adikku yang hatinya baik, Engkau tak boleh terlibat dalam pekerjaan
yang tak memiliki UKURAN BESAR DI MASA DEPAN. Sebuah pekerjaan tak bisa
kau sebut kecil, apabila tersedia ukuran besarnya bagimu - jika engkau
setia, jujur, dan rajin mengerjakannya. Janganlah memilih pekerjaan
hanya karena bayarannya lebih besar sekarang, tetapi yang akan
memenjaramu dalam janji-janji lumpuh dan harapan semu.”
93. “ORANG YANG SEDANG BERADA DALAM LUBANG, HARUS BERHENTI MENGGALI.
Tidak sedikit orang yang hari ini berada dalam kesulitan, justru
bersikap dan berlaku yang semakin mempersulit keadaannya. Dia
menelantarkan kepercayaan, melakukan yang justru dilarang, dan
menyalahkan siapa pun kecuali dirinya. Dia tidak merasa salah. Dalam
hati kita bertanya, Jika engkau demikian benar, mengapakah hidupmu belum
baik?”
94. “PENGERTIAN ADALAH ILMUNYA KEHIDUPAN. Orang yang baik pengertiannya
akan baik perilakunya, dan karenanya didamaikan dan disejahterakan
hidupnya. Dia tidak menuntut penjelasan total mengenai kebaikan, sebelum
dia ikhlas membaikkan hati dan pikirannya. Dia mengerti bahwa KEBAIKAN
ADALAH WAJAH TERDEKAT DARI KEAJAIBAN BESAR yang tak mungkin sepenuhnya
dimengertinya. Jika untuk kebaikan, ikhlaslah.”
95. “SETIAP JIWA BERHAK BAGI KEDAMAIAN DAN KESEJAHTERAAN. Tetapi tidak
setiap jiwa hidup dengan cara yang memantaskan dirinya untuk menjadi
damai dan sejahtera. Ada yang mengasari orang lain agar berlaku damai
kepadanya. Dan ada orang malas yang mengharuskan orang lain untuk rajin
menggajinya. Berlaku penuh kasih adalah JALAN KEDAMAIAN, dan menjadi
pribadi yang bermanfaat adalah JALAN KESEJAHTERAAN.”
96. “Harapan adalah kekuatan yang memperpanjang usia. Kehidupan ini
menghadiahkan keceriaan dan kesehatan kepada jiwa yang mengharapkan
pertumbuhan pada jiwa lain yang dikasihinya, yang jerih payahnya untuk
memastikan agar dia bisa melihat pertumbuhan itu esok pagi, dan setiap
hari setelahnya. Ibunda dan Ayah tak putus berharap bagi kebaikan hidup
kita. Tuhan, panjangkanlah usia orang tua kami. Amien.”
97.“Dan engkau bertanya kepadaku, apakah masih ada kesempatan bagimu
untuk membangun hidup yang damai dan sejahtera dengan masa lalu-mu yang
banyak salah? Adikku, maafkanlah dirimu. Engkau ini jiwa ranum yang
sangat baik, yang dulu pernah salah, dan yang sedang belajar memuliakan
diri. Jangan lukai dirimu lagi. Engkau jiwa kecintaan Tuhan.
Tersenyumlah. Masa depanmu ditentukan oleh kebaikanmu hari ini.”
98. “Kehadiran Anda akan selalu dirindukan, jika Anda menggunakan nama
yang baik, berbicara dengan bahasa yang indah, dan berlaku ramah kepada
hati orang lain. Sebutlah nama mereka dengan nada yang penuh kebaikan,
senangkanlah mereka dengan terima kasih, pujian, dan anjuran ramah yang
membangun. Pastikanlah mereka meninggalkan Anda dengan hati yang lebih
bergembira daripada saat mereka datang menemui Anda.”
99. “Pelajaran yang mencemerlangkan kehidupan, datang dari keikhlasan
untuk bekerja menyelesaikan kekhawatiran, dan dari keberanian menghadapi
rasa takut dengan semua kekuatan kita. Bukan kekhawatiran dan ketakutan
yang mengerdilkan kehidupan, tetapi tidak adanya tindakan dalam rasa
khawatir dan takut itu. Janganlah menunggu sampai berani, sebelum Anda
bertindak. Anda beriman. Berdoalah dan bertindaklah.”
100. “Janganlah melatih suami Anda untuk melihat wanita lain lebih
menarik, lebih menghormatinya dan lebih meyakini keberhasilan masa
depannya. Apa pun kekurangan suami Anda, Anda tidak boleh membatalkan
kemungkinannya untuk menjadi suami yang memuliakan istri, ayah yang
menghebatkan anak-anak, dan pribadi yang membesarkan kehidupan sesama.
Wanita adalah pemulia kehidupan. Jika untuk kebaikan, bersabarlah.”
101. “Kapankah terakhir kali Anda keluar makan dan berbicara dalam
suasana pacaran dengan istri Anda? Nikmatilah keindahan dari kemudaan
istri Anda sekarang dan segera, jangan menunda sampai tua dan
sakit-sakitan nanti - untuk bepergian berdua dan saling bertanya apakah
sudah minum obat? Jika Anda membiasakan diri mensyukuri keremajaan
pernikahan Anda, Anda berdua akan selalu mesra sampai di surga.”
Pilsapat " MARIO TEGUH "
Diposting oleh
http://www.jenepar.blogspot.com
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar